Mungkin banyak yang menyangka penggunaan drone
dimedan perang dimulai setelah peristiwa 9 September, namun drone ternyata
telah lama digunakan bahkan pada masa perang dunia pertama. Berikut merupakan
tahun bersejarah penggunaan mesin terbang tanpa awak. (Artikel dalam dua bagian)
1849 Austria meluncurkan sekitar 200 balon
tanpa awak yang dipasangi bom untuk menyerang kota Venice.
1862 Masing-masing pihak yang terlibat dalam perang
saudara di AS menggunakan balon tanpa awak untuk pengintaian dan pengeboman.
1916 Angkatan udara Inggris mengambil alih
19.000 foto udara dan mengumpulkan 430.000 hasil cetak dalam perang Somme yang
berlangsung selama lima bulan.
1943 Glide Bomb GB-1 dikembangkan untuk menerobos
pertahanan udara Jerman. Glider sangat
ampuh, mampu mengangkut bom standar seberat 1000 atau 2000 pound dengan sayap dan
kemudi terbuat dari kayu serta dikendalikan melalui radio. GB-1 dilepas dari
pesawat B-17 dan dipandu oleh seorang bomber untuk mencapai target. Kota Cologne
rusak parah setelah diserang ratusan GB-1.
1945 Operasi Aphrodite merupakan salah satu
proyek drone paling ambisius dalam perang dunia kedua. Rencannya ialah serangan
senyap terhadap laboratorium Jerman dengan benteng terbang B-17 dan bomber B-24
milik Amerika yang dipreteli dan dipenuhi bahan peledak. Seorang kru akan
mempiloti pesawat sebelum terjun menggunakan parasut setelah melewati selat
Inggris. Kemudian stasiun terdekat yang memperoleh tayangan langsung melalui
kamera televisi didalamnya mengambil alih kontrol pesawat. Namun Aprhrodite
yang digagas AU dan AL AS dianggap sebagai proyek militer yang gagal.
1946 Divisi pesawat tanpa pilot AU AS dibentuk untuk mengembangkan tiga jenis drone yang
digunakan sebagai target latihan. Dari ketiga pesawat, Q-2 menjadi yang paling
penting sebagai drone target latihan.
1964 AS mulai tertarik mengirim drone untuk
menggantikan U-2 dalam misi pengitaian di Cuba. Lightning Bugs diterbangkan komando
udara strategis AS untuk melakukan pengintaian diarea terlarang ditengah meluasnya
perang dingin termasuk dengan Kuba, Korea Utara dan China.
1968 Drone makin sering digunakan dalam
pengintaian di Vietnam Utara, mulai bergeser dari hanya sebagai target menjadi
platform sensor dari jarak jauh yang mampu memantau situasi didarat.
1973 Philco Ford Corporation mengembangkan penanda
laser yang bisa dipasang pada drone Ryan BGM-34B Firebee, dengan tujuan menciptakan
drone serang.
1989 DARPA menyisihkan dana untuk mengembangkan
GNAT, yang dilengkapi dengan navigasi GPS sehingga memungkinkan berlangsungnya misi
tanpa campur tangan manusia hingga 48 jam. Dilengkapi pula dengan infra
merah dan kamera low-light sekaligus sensor pergerakan dibawah hidung pesawat.
1994 CIA melanggar aturan akusisi agar GNAT-750
bisa beroperasi dan memulai misi terbang rahasia diatas Bosnia-Herzegovina.
Menurut direktur CIA saat itu, dirinya bisa duduk dikantor, menghubungi agennya
kemudian memintanya melakukan zoom untuk melihat pesan email yang ditulis
seseorang di Albania.
1995 Predator versi turunan GNAT-750 dipamerkan
dalam demonstrasi terbang di Fort Bliss. Terkesan dengan kamampuan drone, AU AS
langsung mendirikan skuadron UAV pertama bernama Reconnaisance Squadron 11 di
Indian Spring Auxilarty Airfield si Nevada yang namanya kemudian berubah
menjadi Creech Air Force Base.
2000 bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar