Jumat, 04 September 2015

Potensi Perang Dingin Kapal Selam Nuklir Sekitar Kawasan Indonesia



Samudera Hindia dan Pasifik semakin disesaki oleh kapal selam bersenjata nuklir dan konvensional sehingga meningkatkan risiko terjadinya tabrakan dan konflik nuklir. Peringatan tersebut termuat dalam paper terbaru yang dirilis hari Jumat oleh Lowy Institute of International. Menurut paper tersebut, kawasan ini menghadapi ancaman terbesar akibat salah perhitungan yang melibatkan kapal selam bersenjata nuklir sejak era perang dingin.

Peper oleh Professor Rory Medcalf dari ANU yang berbasis di National Security College dan Brendan-Thomas Noone dari Lowy International Security Program menyebutkan, perebutan pengaruh dikawasan regional antara AS dan China serta China dan India belum memiliki pengalaman maupun ideologi sebagai pelaku utama perang dingin. Artinya akan muncul kompetisi bawah permukaan yang berbahaya bila China dan India khususnya menyebar senjata nuklir dibawah laut.

Sementara Pakistan dan Korea Utara mengejar kemampuan lebih sederhana yang melibatkan kapal selam listrik diesel yang membawa senjata nuklir, namun mampu memunculkan dimensi baru dan tak terduga untuk keamanan regional.

Profesor Medcalf kepada Austalian Financial Review mengungkapkan,  kapal selam nuklir dianggap sebagai pelapis serangan selama berlangsung perang dingin antara AS dan Uni Soviet yang artinya, mereka bertindak sebagai pencegah dari sisi lain terutama setelah terjadi serangan pertama. Kapal selam bisa bertahan hidup setelah serangan pertama untuk membalas.

Namun dengan begitu banyak negara dikawasan memperoleh atau mengoperasikan kapal selam nuklir termasuk AS dan Rusia serta berseliwerannya kapal selam konvensional, menimbulkan risiko yang lebih besar terjadinya tabrakan dibawah air. Australia, Vietnam, Filipina, Indonesia dan Korea Selatan semua memperluas armada kapal selam konvensional.

Selama perang dingin berlangsung, diperkirakan telah terjadi 20 hingga 40 tabrakan kapal selam dilaut. Insiden berbahaya yang melibatkan kapal selam bahkan juga terjadi antar sesama negara sekutu didunia setelah perang dinin, seperti bentrokan yang berpotensi menimbulkan bencana antara kapal bersenjata nuklir Inggris dan Prancis pada tahun 2009.

Resiko yang memicu konflik nuklir masih rendah, namun bisa saja terjadi karena negara seperti China dan India baru pertama kalinya menempatkan senjata nuklir jarak jauh dikapal selam dengan awak yang belum terlalu berpengalaman dalam latihan dan doktrin nuklir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar