Kamis, 27 Agustus 2015

Australia Cemas Dengan Kekuatan Militer Indonesia



Buku putih pertahanan Australia ternyata berisi kecemasan akan konsekuensi ketidakpastian yang terus terjadi di Laut China Selatan dan kawasan Indo-Pasifik, sekaligus ancaman yang mungkin akan dihadapi Austrialia sehingga negara tersebut butuh alat pertahanan teknologi tinggi yang mampu mengatasi situasi tersebut.

Kepada para anggota Kadin Amerika di Canberra menteri pertahanan Kevin Andrew mengungkapkan, blueprint pertahanan negaranya telah memantapkan strategi dalam menghadapi kemajuan ekonomi China, India dan Indonesia serta negara-negara lain yang melakukan peningkatan kemampuan militer dan memiliki resiko terlibat dalam konflik.

Menurutnya, kenaikan anggara pertahanan akan dimumkan dalam buku putih pertahanan dan pemerintah Australia menjanjikan angka 2 persen setiap GDP hingga 2023-2024.

Ia menambahkan, Dari waktu kewaktu dirinya memperkirakan kekuatan ekonomi dan militer dunia terus bergeser ke Indo-Pasifik. Namun pertumbuhan diwilayah ini akan merata dan persaingan dalam mempengaruhi negara lain akan menimbulkan kondisi tidak stabil.

Saling klaim wilayah dan sumber daya alam di Laut China Selatan akan terus memicu terjadinya ketegangan. Dikombinasi dengan peningkatan kemampuan militer masing-masing negara menjadi latar belakang potensi terguncangnya kawasan tersebut sekaligus mengancam kepentingan Australia.

Kevin Andrew juga menyebutkan, buku putih pertahanan yang mencakup dua dekade tersebut akan menghasilkan postur pertahanan paling kuat dalam sejarah Australia dan menjadi yang pertama dibiayai sepenuhnya oleh pihak luar.

Buku putih ini akan membuat militer Australia dimasa mendatang semakin kuat, lincah dan siap merespon setiap kali kepentingan Australia diseluruh dunia terganggu. Pemerintah akan meningkatkan kerjasama dengan AS dengan semakin sering melakukan rotasi marinir di Darwin sekaigys meningkatkan kerjasama dengan angkatan udara AS.

Menurut Australian News, kabarnya ini termasuk rencana melengkapi militer Australia dengan drone atau pesawat tanpa awak canggih seperti Reaper buatan AS. Dephan Australia juga sedang mempelajari berbagai pilihan praktis dalam meningkatkan kerjasama angkatan laut, seperti kapal selam AS dan kapal perang permukaan besar bisa beroperasi dari HMAS Stirling sebelah selatan Perth.

Selain itu, untuk membangun kerjasama, persahabatan dan kepercayaan antar negara, pasukan Australia, China dan AS telah tiba di Darwin untuk melaksanakan latihan survival bersama pasukan tiga negara dan ini kedua kalinya latihan dilakukan di Australia.

Para tentara akan melakukan berbagai kegiatan tim disekitar Darwin sebelum bergerak kewilayah sungai Daly, sekitar 200km bagian tenggara ibukota Northern Territory untuk latihan survival.

Wakil komandan divisi 2 Austrasia Brigadir Damian Cantweill mengungkapkan, meski berbeda budaya dan bahasa namun jelas mereka saling bekerjasama untuk bertahan hidup dalam kondisi sulit. Peserta dengan cepat membangun ikatan persahabatan dan saling percaya yang kuat sehingga mampu mengatasi kondisi alam yang menantang dengan luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar