Senin, 28 September 2015

Sukhoi SU-35 Membuat Indonesia Tergoda



Pemerintah telah mengumumkan akan membeli paling tidak 16 unit peawat tempur Rusia Sukhoi SU-35 dalam beberapa tahun mendatang untuk menggantikan pesawat tempur F5 buatan AS yang sudah menua. Rusia menyambutnya dengan hangat karena pembelian ini akan menjadi ekspor pertama untuk SU-35.

SU-35 diatas kertas merupakan pesawat tempur mengesankan dan ditakuti oleh pesawat siluman sekalipun. Pesawat berbobot 34 ton ini mampu terbang melebihi kecepatan suara serta bermanuver melebihi pesawat aslinya yaitu SU-27 yang berbobot 33 ton, sekaligus memiliki perangkat elektronik yang jauh lebih canggih.

Harga sebuah SU-35 versi standar sekitar 60 juta USD setara dengan harga F-16 versi paling canggih. SU-27 awalnya dikembangkan untuk menyaingi F-15 yang jauh lebih besar dari pesawat tempur bermesin tunggal F-16. Ukuran SU-27/35 yang besar membuat desainer bisa melakukan lebih banyak modifikasi sekaligus menambah berbagao perlengkapan tambahan. Bahkan SU-35 memiliki beberapa kemampuan siluman atau setidaknya lebih sulit dideteksi radar dibanding pesawat-pesawat tempur lain.

Rusia mengklaim SU-35 memiliki usia terbang 6,000 jam dan usia pakai mesin hingga 4,000 jam. Rusia juga menjanjikan avionik kualitas dunia plus kokpit yang ramah bagi pilot. Penggunaan mesin pendorong dan fly-by-wire yang lebih canggih pada SU-35 menghasilkan pesawat tempur yang mampu bermanuver lebih baik dibanding SU-30, versi yang lebih lincah dari SU-27. SU-35 dikembangkan selama dua dekade sebelum dinyatakan siap diproduksi pada tahun 2005. Meski sempat mengalami masalah dengan mesin baru yang membuat pesawat memiliki kekuatan terbang superior Rusia menyatakan, masalah telah diatasi dan waktu yang akan menjawab kebenarannya.

SU-35 bukan dimaksudkan sebagai pesaing langsung dari F-22, karena pesawat tersebut bukan merupakan jenis pesawat tempur siluman. SU-35 dilengkapi canon otomatis 30mm dengan 150 putaran dan mampu membawa amunisi hingga 8 ton yang tergantung pada 12 hard point. Ini mengurangi kemampuan siluman dimana F-22 dan F-35 terbang dengan hard point tersembunyi dalam badan pesawat untuk membawa bom dan misil.

Namun bila kemampuan manuver dan elektronik canggih yang dimiliki SU-35 benar-benar sesuai dengan kenyataan, pesawat akan mampu meladeni pertempuran melawan pesawat apapun bahkan F-22. Harga jual SU-35 yang dibawah 100 juta USD tentu akan menarik minat lebih banyak pembeli.

TNI AU akhirnya berpaling pada Rusia sebagai upaya untuk bangkit dari pengalaman pahit pada akhir 1990an, akibat pemberlakuan embargo yang dilakukan AS dan sekutu dengan memblokir suku cadang F16 dan F-5. Saat itu AS dan barat menganggap Indonesia dijalankan pemerintahan yang korup dan melakukan tindakan brutal terhadap rakyatnya sendiri. Antara 2003 dan 2014 Rusia mengirim enam SU-27 dan delapan pesawat yang lebih canggih yaitu SU-30MK2.

Pada tahun 2010 saat Indonesia dibawah rezim SBY reputasi Indonesia dimata AS kembali pulih, sehingga mereka bersedia memberikan kembali dukungan terhadap F-16 milik TNI AU. AS juga memberikan hibah sebanyak 24 pesawat F-16 bekas yang harus diremajakan, tentu saja dengan biaya yang ditanggung oleh rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar