Laut China Selatan |
Presiden AS Barrack Obama hari Sabtu kemarin
memperingatkan munculnya konflik langsung di Asia, karena klaim sepihak yang
dilakukan China memunculkan perlawanan atas wilayah yang disengketakan. Namun
Washington berjanji akan terus mengawal wilayah tersebut.
Obama dalam pidatonya di Brisbane University of
Queensland menegaskan, poros kebijakan AS kembali ke Asia merupakan kenyataan
yang harus dihadapi. Obama juga sempat membahas mengenai pertemuan KTT G20,
sekaligus melihat kemajuan ekonomi yang luar biasa terjadi di Asia Tenggara
sejak perang dunia II.
Menurut Obma, dismping dinamika tersebut ada bahaya
nyata yang bisa menghambat kemajuan ini. Sengketa atas wilayah pulau-pulau
terpencil dan batas wilayah menjadi ancaman negara kawasan berujung terjadinya
konfrontasi. China terjebak dalam sengketa dengan empat negara Asia Tenggara
mengenai batas wilayah laut China Selatan dan dengan Jepang untuk sejumlah pulau.
Obama kembali mengulangi desakannya terhadap Beijing
saat bebicara dengan presiden China XI Jin Ping. AS menyambut baik kebangkitan
China asalkan diperoleh dengan cara-cara damai dan bertanggung jawab. China
harus mematuhi aturan yang sama dengan negara-negara lain, baik dalam hal perdagangan
maupun klaim wilayah laut.
Ia menambahkan, AS akan terus menjadi penengah bila
terjadi perselisihan dengan Beijing. Situasi keamanan yang efektif harus
didasarkan bukan karena pengaruh kawasan, paksaan atau intimidasi dimana
negara-negara menggertak negara kecil, namun karena aliansi yang dibangun
dengan rasa saling menghormati.
Empat negara yang tergabung dalam ASEAN yaitu Brunei,
Malaysia, Filipina dan Vietnam saling mengklaim wilayah dilaut China Selatan, sebuah jalur pelayaran
utama yang diyakini kaya deposit gas alam. Namun China mengklaim hampir semua
wilayah tersebut, termasuk perairan dekat wilayah pantai negara tetangga yang
lebih lemah.
Pada awal tahun serangkaian insiden yang dipimpin
Vietnam dan Filipina terjadi untuk mengutuk tindakan agresi China dilautan,
sehingga hubungan dengan Beiking terjun ketitik nadir.
Dalam upaya meredakan ketegangan regional, Li
menawarkan pinjaman hingga 20 milyar USD, hotline telpon dan kemungkinan
mengikat perjanjian persahabatan dengan negara-negara ASEAN. Hotline masuk
dalam proposal dalam pembicaraan tingkat menengah antara para pejabat China dan
negara ASEAN yang mengikat secara hukum dalam meredakan ketegangan di Laut
China Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar