Pesawat Tempur Sukhoi Su-35 |
F-22 Raptor merupakan pesawat siluman AS yang mampu
terbang tinggi dan melesat dengan cepat sekaligus pesawat tempur paling
mematikan yang pernah dibangun. Namun menurut beberapa pejabat dan mantan
pejabat angkatan udara AS, Raptor dan hampir semua pesawat tempur milik AS
memiliki kelemahan. F-22 yang memiliki misil udara ke udara jarak jauh mungkin
tidak bisa menghancurkan pesawat musuh karena teknik radar jamming mutakhir.
Masalah ini mencuat disebabkan ketegangan yang terus
meningkat dengan Rusia dan potensi konflik dengan negara-negara kuat lainnya.
Seorang pejabat senior angkatan udara AS dengan
pengalamn luas di F-22 mengungkapkan, pihaknya belum dapat menghasilkan metode
yang tepat untuk melawan serangan elektronik selama bertahun-tahun. Sehingga meski pesawat memiliki fitur
stealth, butuh upaya keras menghindar dari serangan elektronik untuk
menargetkan pesawat seperti Sukhoi Su-35S buatan Rusia dan misil kami akan
sangat kesulitan menghancurkan mereka.
Parahnya lagi, jammer baru pada dasarnya membutakan
radar kecil yang tertanam pada misil udara ke udara seperti Raytheon AIM-120
AMRAAM, yang merupakan senjata utama seluruh pesawat tempur AS dan sekutu untuk
jangka panjang. Artinya diperlukan beberapa tembakan misil untuk menghancurkan
satu pesawat musuh, bahkan untuk pesawat siluman canggih seperti Raptor.
Petinggi angkatan udara lainnya yang berpengalaman
menerbangkan pesawat tempur siluman baru F-35 Joint Strike Fighter mengungkapkan
pendapat yang sama. AMRAAM memiliki sjumlah upgrade besar dalam beberapa tahun
terakhir, namun teknologi segera usang tidak mampu mengikuti perkembangan
teknik perang elektronik.
Misil layaknya seorang petinju yang memiliki
jangkauan, batas dan seberapa jauh ia bisa memukul. AMRAAM dalam waktu dekat
akan dikalahkan oleh senjata baru yang sedang dikembangkan diseluruh dunia. Bahkan
Rusia diketahui mengembangkan senjata dengan jangkauan sangat ekstrem yang disebut
K-100 dengan daya jangkau melebihi apa yang ada saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar