Mesin F135. Foto: JSF.mil |
Seorang pria China yang sebelumnya merupakan penduduk
Connecticut dan diduga bekerja membuat mesin F135 menurut pengumuman pidana
pengadilan distrik Connecticut, didakwa berupaya membawa dokumen sensitif
mengenai teknologi militer AS ke China.
Menurut jaksa, perjalanan Yu Long ke China bulan lalu
melalui bandara internasional Newark
Liberty di New Jersey tertahan ketika petugas bea cukai menemukan dokumen
miliknya dibagasi, termasuk data mengenai persamaan dan hasil tes yang
digunakan dalam mengembangkan titanuim untuk pesawat militer AS. Ia ditangkap
dua hari kemudian di Ithaca, New York.
Beberapa tahun terkahir para pejabat pertahanan AS memperoleh
peringatan terkait dengan mengingkatnya upaya China, Rusia dan negara-negara
lain memperoleh akses teknologi militer AS.
Antara tahun 2008 hingga awal tahun ini, Yu Long
bekerja sebagai insinyur senior perusahaan kontraktor pertahanan di
Connecticut. Ia mengungkapkan, dirinya terlibat dalam pembuatan mesin F119 dan F135 yang
digunakan untuk pesawat tempur AS dan diproduksi oleh United Technologies
Corporation.
Sumber yang mengetahui kasus tersebut mengungkapkan,
Yu Long bekerja untuk Technologies Research Centre yang melakukan penelitian
untuk berbagai perusahaan. Ia diberhentikan pada bulan Mei ketika penyelidikan
dimulai, ujar sumber yang tidak ingin diungkap identitasnya.
Dalam suatu pernyataan perusahaan mengungkapkan,
pihaknya telah bekerjasama dengan pihak berwenang dan menolak berkomentar lebih
jauh karena penyelidikan masih berlangsung.
Jaksa mengungkapkan, Yu Long sempat ditahan di Bandara
Internasional John F. Kennedy pada bulan Agustus setelah ditemukan cek sebesar
10,000 USD, dokumen registrasi perusahaan baru serta aplikasi lamaran untuk
bekerja di pusat penelitian penerbangan yang dikendalikan pemerintah China yang
menegaskan Yu Long memiliki pengalaman kerja dalam bidang mesin pesawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar