Ilustrasi Falcon Hypersonic Technology Vehicle 2 DARPA Foto: darpa.mil |
China selama seminggu kemarin sibuk melakukan uji
terbang misil hypersonic baru berkecepatan Mach 10 yang menurut badan intelijen
AS, dikembangkan terutama untuk menembus sistem pertahanan misil AS.
Letkol Jeff Pool sari kesatuan marinir AS menurut
Washington Free Beacon mengungkapkan, Pentagon telah mengetahui bahwa China
melakukan peluncuran pengembangan eksperimentah wahana peluncur hypersonic
Wu-14. Ini merupakan uji terbang ketiga yang dilakukan China, uji terbang
pertama dan kedua berlangsung pada 9 Januari dan 7 Agustus.
Menurut Pool, China dari data yang mereka peroleh
telah menyempurnakan peluncur hypersonic Wu-14 untuk menerbangkan misil dengan
kecepatan hingga 8 kali kecepatan suara. Kecepatan tersebut merupakan salah
satu prioritas tertinggi pembangunan besar-besaran kekuatan militer China. Pool
menambahkan, Pentagon rutin memonitor setiap kegiatan pertahanan negara lain.
Dalam uji coba tersebut menurut Pentagon, menghasilkan
daya luncur yang diperkirakan mencapai kecepatan Mach 10 atau 10 kali kecepatan
suara. Menurut Beacon, kecepatan membuat aeronautika dan rancangan fisik untuk
sistem pemandu menjadi tantangan yang sulit untuk diwujudkan sekaligus tingkat
stres ekstrim pada material yang digunakan untuk konstruksi wahana peluncur.
Laporan tahunan yang dirilis pada 29 November oleh
US-China Economic and Security Review Comission menyebutkan, peluncur
hypersonic Wu-14 China bisa membuas sistem pertahanan misil AS kurang efektif
dan berpotensi menjadi barang usang. Laporan tersebut menegaskan, Wu-14 bila
digunakan memungkinkan China melakukan serangan kinetik diberbagai belahan
dunia dalam beberapa menit atau dalam beberapa jam.
Kendaraan peluncur berkecapatan tinggi rencananya
disebar China pada 2020 bersama dengan kendaraan hypersonic bertenaga scramjet
hingga 2025. Senjata tersebut menurut Lee Fuell direktur teknis proses
modernisasi bidang pertahanan National Air and Space Intelligence Center
(NASIC) AS, ada hubungannya dengan perkuatan senjata nuklir China.
Laporan komisi tersebut juga menyebutkan, China sedang
memperluas kekuatan nuklir strategis secara signifikan dengan rudal baru, kapal
selam dan senjata dengan hulu ledak multi. Rick Fisher yang diidentifikasi
Beacon sebagan analis militer China mengungapkan, China perlu kembali melakukan
pengujian sebelum Wu-14 berubah menjadi senjata yang siap dioperasionalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar