Prototipe pesawat tempur tanpa awak X-47B, mampu lepas lendas dari kapal induk |
Pentagon berupaya mencari cara menempatkan berbagai
jenis pesawat tanpa awak dalam pesawat yang lebih besar, dimana drone dapat
langsung terbang dan kembali lagi setelah melaksanakan misi intelijen, pengawasan
maupun pengintaian diwilayah yang sulit dijangkau.
Upaya Pentagon tersebut berasal dari permintaan
terbaru Defense Advanced Research Projects Agency (DARPAA). Permintaan yang
kabarnya dirilis minggu lalu menyebutkan, agar drone bisa ditempatkan pada
pesawat yang lebih besar seperti B-52, pesawat bomber B-1 maupun pesawat
transpor C-130. Drone yang lebih kecil harus dapat terbang langsung dari
pesawat yang lebih besar untuk melakukan misi untuk kemudian kembali lagi kepesawat,
sehingga berpotensi terbang lebih jauh diluar wilayah kekuasaan udara.
Permintaan juga menyebutkan, badan tersebut
membayangkan sebuah pesawat besar dengan modifikasi yang minim dapat
meluncurkan sekaligus memulihkan sejumlah sistem pesawat tanpa awak kecil
secara langsung.
Peran drone sejauh ini semakin penting dalam militer
AS dan operasi intelijen, termasuk dalam memerangi dan menelusuri kelompok
teroris di Afrika dan Timur Tengah.
Permintaan terbaru DARPA merupakan bagian dari
rangkaian program riset dengan tujuan mengembangkan pesawat dan senjata yang
memungkinkan militer AS, mampu menjangkau jarak yang lebih jauh hingga daerah
pesisir dan berbagai wilayah lain yang dilindungi oleh pasukan musuh.
Pada awal tahun, DARPA juga merilis permintaan untuk
misil jarak jauh anti kapal laut yang dapat menghancurkan pertahanan musuh
potensial seperti China dan Iran, sekaligus drone bawah laut berbasis kapal
selam yang lebih besar.
Rencana lain DARPA, ialah memungkinkan sejumlah drone
bisa saling berkomunikasi secara mandiri tanpa stasiun pusat didaratan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar