Kim Jong Un tengah mengamati pesawat tempur Korea Utara, Foto: KCNA |
Dalam waktu dua tahun mendatang menurut Siegfried S. Hecker anggota senior
Standford University Center for International Security and Cooperation, Korea Utara akan memiliki material yang cukup
untuk membangun hingga 20 bom nuklir.
Hecker merupakan mantan direktur Los Alamos National Laboratory yang
telah mengunjungi Korea Utara beberapa kali dalam dekade terakhir. Dirinya
meyakini, kebijakan nuklir dari lima presiden AS sebelumnya dan bimbangnya kebijakan
politik Korea Selatan, serta berkurangnya tekanan China membuat kemampuan
niklir Korea Utara semakin maju.
Hecker mencatat, Pyongyang kemungkinan memiliki 12 senjata nuklir dengan
kapasitas produksi tahunan sekitar empat hingga enam bom. Dirinya yakin arsenal
senjata utama tersebut tumbuh lebih besar dalam dua tahun mendatang. Saat
presiden AS Barrack Obama lengser, Korea Utara sudah melakukan ujicoba nuklir berikutnya
sekaligus memiliki 20 bom nuklir.
Dirinya menilai, selama tiga dekade lalu sejumlah kebijakan yang
diterapkan presiden AS gagal menghentikan program nuklir Korea Utara. Lima presiden AS yang bertekad mencegah Korea Utara menjadi negara nuklir
melalui berbagai kombinasi seperti diplomasi, ancaman, ultimatum dan sangsi seluruhnya
dipastikan mengalami kegagalan. Pemerintahan George W. Bush bahkan gagal total
dan apa yang dilakukan pemerintahan Obama dianggap jauh lebih buruk.
Pertama kali Korea Utara membangun dasar bagi program nuklirnya terjadi
pada masa pemerintahan Reagan sekitar tahun 1980an. Saat itu senjata nuklir Pyongyang
difokuskan pada pembangunan reaktor plutonium dan fasilitas produksi yang mempu
mengekstrak bom plutonium.
Korea Utara melaksanakan berbagai tahapan dengan meneliti sejumlah jalur
alternatif pembuatan senjata nuklir, antara lain uranium sentrifugal selama
masa pemerintahan George HW Bush. Sentrifugal mampu memperkaya uranium yang
digunakan sebagai senjata dan menyediakan metode alternatif dalam menciptakan
bom nuklir.
Pyongyang pada masa presiden Clinton sempat menghentikan operasional
reaktor plutonium sebagai bagian dari Agreed Framework 1994 setelah melalui negosiasi
sangat alot. Namun Korea Utara kemudian fokus pada uranium sentrifugal dan
berbagi teknologi nuklir maupun keahlian dengan Syria, Libya maupun Pakistan.
Pada masa pemerintahan George W. Bush Korea Utara membatalkan Agreed
Framwork dan menghidupkan kembali reaktor plutonium. Pyongyang melakukan uji
coba senjata nuklir pertama pada 2006, sejak itu Korea Utara terus
mengembangkan senjata nuklir sekaligus mendeklarasikan diri sebagai negara
nuklir.
Korea Utara terus berupaya memperbanyak senjata nuklir dan membuatnya
lebih mudah diluncurkan dari masa saja, sehingga dianggap sebagai negara yang
berbahaya bagi dunia terutama negara tetangga disekitarnya.
Pemimpin pasukan AS disemenanjung Korea menungkapkan, Pyongyang
kemungkinan telah berhasil membuat senjata nuklir ukuran mini sehingga bisa
dipasang pada ujung roket maupun misil. Disaat yang sama Korea Utara telah memulai
pembangunan kapal selam yang dilengkapi dengan peluncur rudal balistik maupun
platform mobile rudal balistik antar benua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar