Buku putih pertahanan Australia ternyata berisi
kecemasan akan konsekuensi ketidakpastian yang terus terjadi di Laut China
Selatan dan kawasan Indo-Pasifik, sekaligus ancaman yang mungkin akan dihadapi Austrialia
sehingga negara tersebut butuh alat pertahanan teknologi tinggi yang mampu
mengatasi situasi tersebut.
Kepada para anggota Kadin Amerika di Canberra
menteri pertahanan Kevin Andrew mengungkapkan, blueprint pertahanan negaranya
telah memantapkan strategi dalam menghadapi kemajuan ekonomi China, India dan
Indonesia serta negara-negara lain yang melakukan peningkatan kemampuan militer
dan memiliki resiko terlibat dalam konflik.
Menurutnya, kenaikan anggara pertahanan akan
dimumkan dalam buku putih pertahanan dan pemerintah Australia menjanjikan angka
2 persen setiap GDP hingga 2023-2024.
Ia menambahkan, Dari waktu kewaktu dirinya
memperkirakan kekuatan ekonomi dan militer dunia terus bergeser ke
Indo-Pasifik. Namun pertumbuhan diwilayah ini akan merata dan persaingan dalam
mempengaruhi negara lain akan menimbulkan kondisi tidak stabil.
Saling klaim wilayah dan sumber daya alam di
Laut China Selatan akan terus memicu terjadinya ketegangan. Dikombinasi dengan peningkatan
kemampuan militer masing-masing negara menjadi latar belakang potensi terguncangnya
kawasan tersebut sekaligus mengancam kepentingan Australia.
Kevin Andrew juga menyebutkan, buku putih
pertahanan yang mencakup dua dekade tersebut akan menghasilkan postur
pertahanan paling kuat dalam sejarah Australia dan menjadi yang pertama
dibiayai sepenuhnya oleh pihak luar.
Buku putih ini akan membuat militer Australia dimasa
mendatang semakin kuat, lincah dan siap merespon setiap kali kepentingan Australia
diseluruh dunia terganggu. Pemerintah akan meningkatkan kerjasama dengan AS
dengan semakin sering melakukan rotasi marinir di Darwin sekaigys meningkatkan
kerjasama dengan angkatan udara AS.
Menurut Australian News, kabarnya ini termasuk
rencana melengkapi militer Australia dengan drone atau pesawat tanpa awak canggih
seperti Reaper buatan AS. Dephan Australia juga sedang mempelajari berbagai
pilihan praktis dalam meningkatkan kerjasama angkatan laut, seperti kapal selam
AS dan kapal perang permukaan besar bisa beroperasi dari HMAS Stirling sebelah selatan
Perth.
Selain itu, untuk membangun kerjasama,
persahabatan dan kepercayaan antar negara, pasukan Australia, China dan AS
telah tiba di Darwin untuk melaksanakan latihan survival bersama pasukan tiga
negara dan ini kedua kalinya latihan dilakukan di Australia.
Para tentara akan melakukan berbagai kegiatan
tim disekitar Darwin sebelum bergerak kewilayah sungai Daly, sekitar 200km
bagian tenggara ibukota Northern Territory untuk latihan survival.
Wakil komandan divisi 2 Austrasia Brigadir
Damian Cantweill mengungkapkan, meski berbeda budaya dan bahasa namun jelas
mereka saling bekerjasama untuk bertahan hidup dalam kondisi sulit. Peserta
dengan cepat membangun ikatan persahabatan dan saling percaya yang kuat
sehingga mampu mengatasi kondisi alam yang menantang dengan luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar