Prototipe Shenyang J-31 take off saat tampil di China Airshow 2014 |
Rasa penasaran terbesar saat Airshow China tahun ini
ialah keumunculan perdana dihadapan publik prototipe pesawat tempur ShenyangFC-31. Pesawat siluman yang sebelumnya disebut J-31terbang pertama kali dua
tahun lalu dan merupakan pelengkap dari Chengdu J-20 yang merupakan pesawat siluman pertama China.
Meski pesawat memiliki konfigurasi menyerupai pesawat
temput generasi kelima milik AS, namun masih belum diketahui hingga sejauh mana
tim desain Shenyang berhasil mengembangkan pesawat dengan radar cross section
rendah. Keahlian industri pesawat China untuk teknologi material penyerap radar
dan kemampuan meminimalisir tangkapan radar dan infra merah hingga kini masih
menjadi tanda tanya.
FC-31 ditenagai oleh dua mesin Klimov RD-93 buatan Rusia
yang merupakan varian khusus dari sumber tenaga MiG-29. Ada rumor yang
menyebutkan tim disainer Mikoyan turut membantu Shenyang dalam mengembangkan
pesawat. Namun pejabat senior MiG membantahnya dan menyebutkan, pesawat
didisain sepenuhnya oleh China.
Bahkan meski terlibat dalam disain FC-31, pejabat MiG kemungkinan
tidak ingin diakui keterlibatannya. Kabarnya, saat dipamerkan di Zuhai pesawat terbukti
memiliki efisiensi aerodinamis yang buruk, kerena menghabiskan sangat banyak
energi dan pilot harus berupaya keras menjaga hidung pesawat tetap keatas saat
melakukan putaran dan berbagai manuver. Pilot juga harus sering membuat mesin
melakukan afterburner untuk mempertahankan kurva penggunaan energi yang tepat.
Analis kedirgantaraan barat berpendapat, FC-31 yang
diterbangkan di Zhuhai merupakan jet murni. Menurut mereka, pesawat yang
dikonfigurasi untuk misi nyata harus dilengkapi dengan senjata dan akan menjadi
lebih berat sehingga kinerja penerbangan menjadi lebih lemah. Dalam
lorong-lorong pameran di Zhuhai terlihat berberapa perubahan konfigurasi yang detail
dibanding dengan prototipe yang diterbangkan.
Pengamat industri kedirgantaraan China mengungkapkan,
pesawat dirancang terutama untuk ekspor dan industri China sangat ingin
menghasilkan keuntungan lebih dari penjualan ekspor. Rusia menawarkan integrasi
persenjataan kedalam pesawat agar bisa dijual kenegara lain sehingga tidak ada
kompromi rincian teknis persenjataan yang ingin dicadangkan Beijing untuk
penggunaan secara eksklusif oleh PLAAF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar