Rabu, 19 November 2014

Pesawat Tempur FC-31 China Mengecewakan Saat Tampil Perdana



Prototipe Shenyang J-31 take off saat tampil di China Airshow 2014
Rasa penasaran terbesar saat Airshow China tahun ini ialah keumunculan perdana dihadapan publik prototipe pesawat tempur ShenyangFC-31. Pesawat siluman yang sebelumnya disebut J-31terbang pertama kali dua tahun lalu dan merupakan pelengkap dari Chengdu J-20  yang merupakan pesawat siluman pertama China.

Meski pesawat memiliki konfigurasi menyerupai pesawat temput generasi kelima milik AS, namun masih belum diketahui hingga sejauh mana tim desain Shenyang berhasil mengembangkan pesawat dengan radar cross section rendah. Keahlian industri pesawat China untuk teknologi material penyerap radar dan kemampuan meminimalisir tangkapan radar dan infra merah hingga kini masih menjadi tanda tanya.

FC-31 ditenagai oleh dua mesin Klimov RD-93 buatan Rusia yang merupakan varian khusus dari sumber tenaga MiG-29. Ada rumor yang menyebutkan tim disainer Mikoyan turut membantu Shenyang dalam mengembangkan pesawat. Namun pejabat senior MiG membantahnya dan menyebutkan, pesawat didisain sepenuhnya oleh China.

Bahkan meski terlibat dalam disain FC-31, pejabat MiG kemungkinan tidak ingin diakui keterlibatannya. Kabarnya, saat dipamerkan di Zuhai pesawat terbukti memiliki efisiensi aerodinamis yang buruk, kerena menghabiskan sangat banyak energi dan pilot harus berupaya keras menjaga hidung pesawat tetap keatas saat melakukan putaran dan berbagai manuver. Pilot juga harus sering membuat mesin melakukan afterburner untuk mempertahankan kurva penggunaan energi yang tepat.

Analis kedirgantaraan barat berpendapat, FC-31 yang diterbangkan di Zhuhai merupakan jet murni. Menurut mereka, pesawat yang dikonfigurasi untuk misi nyata harus dilengkapi dengan senjata dan akan menjadi lebih berat sehingga kinerja penerbangan menjadi lebih lemah. Dalam lorong-lorong pameran di Zhuhai terlihat berberapa perubahan konfigurasi yang detail dibanding dengan prototipe yang diterbangkan.

Pengamat industri kedirgantaraan China mengungkapkan, pesawat dirancang terutama untuk ekspor dan industri China sangat ingin menghasilkan keuntungan lebih dari penjualan ekspor. Rusia menawarkan integrasi persenjataan kedalam pesawat agar bisa dijual kenegara lain sehingga tidak ada kompromi rincian teknis persenjataan yang ingin dicadangkan Beijing untuk penggunaan secara eksklusif oleh PLAAF.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar