Model Pesawat KF-X/IF-X Skala 1:10 dipamerkan saat Indo Defense 2014 |
Indonesia terus menjalankan rencana modernisasi armada
tempur dalam menghadapi ancaman regional dengan target, memiliki setidaknya 200
pesawat tempur hingga 2025 untuk mencapai kekuatan pokok minimum. Pemerintah
memiliki tiga program terpisah mencakup kebutuhan jangka pendek, menengah dan
jangka panjang.
Dalam memenuhi kebutuhan jangka panjang, Indonesia
bekerjasama dengan Korea Selatan dalam program KF-X untuk pesawat tempur
generasi 4.5. Program ini untuk Indonesia dinamai dengan IF-X dan bertujuan menghasilkan pesawat tempur
berkemampuan diatas F-16 dan hampir mendekati F-35, namun dengan label harga
yang lebih bersahabat.
Bulan lalu pemerintah menyatakan komitmenya
menyediakan 20 persen dana yang dibutuhkan dalam pembiayan proyek yang kini mulai
melangkah pada tahap pengembangan secara penuh. Beberapa detail pesawat sempat
ditampilkan saat Indo Defence show beberapa minggu lalu.
Korea Selatan telah menetapkan, pesawat yang mereka
bangun akan memiliki mesin ganda dengan kursi tunggal dan desain C103 menjadi
dasar pembangunan KF-X/IF-X. Kedua mesin harus memiliki kekuatan dorong
setidaknya 36,000 pound dan dua kandidat mesin yang akan digunakan ialah
Eurojet EJ200 dan General Electric F414.
Pesawat memiliki konfigurasi yang mirip dengan F-22
dengan hidung meruncing keatas dan sirip luar yang miring. Bentuk sayap dibuat
sejajar dengan pangkal bidang ekor pesawat menyapu 40 derajat kebelakang. Sisi
belakang saya pesawat memiliki sudut depan hingga 10 derajat. Sayap memiliki aspek rasio 2,7:1 dan luas
cakupan saluran udara masuk mencapai 781 inci persegi.
Beban yang dapat dibawa oleh 10 cantelan pesawat
mencapai 16000 pound, termasuk empat cantelan internal untuk membawa misil
sekelas AMRAAM. Model IF-X yang dipamerkan saat Indo Defence tampil dengan
misil kendali. Kementrian pertahanan tengah melakukan program penelitian untuk
berbagai ekstension dan kit kendali presisi untuk diaplikasikan pada misil Mk
80-series dan berencana melakukan ujicoba perdana pada tahun depan.
Bila Korea Selatan belum memutuskan siapa yang akan
memimpin program, pemerintah mengandalkan PT DI untuk mengambil peran utama
partisipasi Indonesia. Lockheed Martin juga terlibat dalam beberapa transfer
teknologi, melalui keputusan Korea Selatan baru-baru ini membeli F-35 Joint
Strike Fighter. KF-X dan IF-X akan serupa dalam banyak hal, namun beberapa
pemasok domestik akan turut berkontribusi untuk IF-X. Penerbangan pertama diupayakan
pada tahun 2020 untuk kemudian memasuki layanan sekitar tahun 2024/25.
Untuk jangka mengengah pemerintah tengah mencari
pengganti pesawat F-5. Sejumlah produsen menawarkan diri untuk kontrak ini, yang
awalnya untuk 16 pesawat tempur multi peran. Penjajakan terus dilakukan oleh
Lockheed Martin dengan F-16, Sukhoi dengan Su-35, Saab dengan Gripen NG dan
Eurofighter dengan Typhoon. Sukhoi telah memasok SU-27/30 Flanker ke Indonesia
dalam batch kecil, sehingga sangat mungkin untuk memperoleh kontrak.
Namun pemerintah memberlakukan undang-undang
pertahanan yang mengharuskan akusisi disertai transfer teknologi minimal 30
persen dengan bobot kriteria seleksi, 30 persen untuk kinerja sistem pesawat,
30 persen biaya akusisi dan pemeliharaan dan 40 persen untuk kerjasama dengan
industri. Saab dan Eurofighter menawarkan paket kerjasama menarik meliputi
transfer teknologi, produksi lokal dan pengembangan. Masing-masing perusahaan
telah melakukan diskusi dengan PT DI untuk finalisasi proposal kerjasama
industri.
Sedangkan untuk jangka pendek, TNI AU telah menerima
pesawat tempur F-16 C/D Block 52ID yang diperoleh melalui program US Foreign
Military Sales. 24 pesawat yang dipesan merupakan pesawat Block 25 yang sebelumnya
digunakan angkatan udara AS dan telah melalui perbaikan menyeluruh serta
modernisasi, termasuk perombakan mesin dan penguatan airframe. Tiga pesawat pertama
dikirm pada bulan Juli untuk Skuadron Udara 3 di Madiun, sehingga menambah
kekuatan F-16A/B yang ada dan unit berikutnya akan mengisi skuadron udara 16 di
Pekan Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar