Ilustrasi konsep pesawat tempur FAXX US Navy, Foto: Photobucket |
China mulai melangkah maju dengan rencana pengembangan
pesawat tempur siluman generasi keenam setelah pengembangan pesawat generasi
kelima J-31 dan J-20 tuntas, seperti diungkapkan Igor Korotchenko kepala pusat analisis perdagangan senjata
dunia dan disebar luaskan Voice of Rusia yang merupakan layanan broadcast radio
global milik pemerintah Rusia.
Disain dan rencana pembangunan pesawat tempur generasi
keenam pertama kali dibuat oleh AS, melalui beberapa konsep disain yang
diumumkan industri penerbangan AS yaitu Boeing dan Lockheed Martin.
Menurut pernyataan reasmi angkatan laut AS, EA-18G
Growler dan F/A-18E/F Super Hornet akan digantikan oleh pesawat tempur generasi
keenam yang disebut sebagai FAXX pada tahun 2030. Menurut sumber internal
militer AS, anggaran pengembangan FAXX tahun 2015 telah disiapkan oleh
departemen pertahanan .
Sementara Rusia menurut Andrei Grigoryev pimpinan
organisasi riset teknologi militer Rusia, juga sedang menggarap pesawat tempur
generasi masa depan miliknya. Namun menurut Korotchenko, posisi kedua setelah
AS dalam perlombaan membangun pesawat tempur generasi mendatang sebenarnya
ditempati oleh China, dimana tim riset sudah dibentuk di Shenyang, timur laut
China.
Korotchenko mengungkapkan, hanya China yang memiliki
sumber daya manusia dan teknologi yang mampu mereancang bukan hanya satu, namun
dua jenis pesawat tempur generasi kelima dalam kurun waktu yang cukup singkat.
Dari pengalaman mengembangkan sekaligus dua pesawat
tempur generasi kelima, China dipastikan memiliki kemampuan untuk mendorong
segera terselesaikannya program pengembangan pesawat tempur generasi keenam.
Menurut Korotchenko, pesawat tempur siluman generasi
mendatang milik China kemungkinan merupakan sebuah pesawat udara tanpa awak
(UAV). Banyak pihak berpendapat, pesawat
tempur generasi keenam harus dilengkapi dengan railgun atau senjata laser.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar