Pemerintah telah mengumumkan akan membeli
paling tidak 16 unit peawat tempur Rusia Sukhoi SU-35 dalam beberapa tahun
mendatang untuk menggantikan pesawat tempur F5 buatan AS yang sudah menua.
Rusia menyambutnya dengan hangat karena pembelian ini akan menjadi ekspor
pertama untuk SU-35.
SU-35 diatas kertas merupakan pesawat tempur
mengesankan dan ditakuti oleh pesawat siluman sekalipun. Pesawat berbobot 34
ton ini mampu terbang melebihi kecepatan suara serta bermanuver melebihi
pesawat aslinya yaitu SU-27 yang berbobot 33 ton, sekaligus memiliki perangkat
elektronik yang jauh lebih canggih.
Harga sebuah SU-35 versi standar sekitar 60
juta USD setara dengan harga F-16 versi paling canggih. SU-27 awalnya dikembangkan
untuk menyaingi F-15 yang jauh lebih besar dari pesawat tempur bermesin tunggal
F-16. Ukuran SU-27/35 yang besar membuat desainer bisa melakukan lebih banyak
modifikasi sekaligus menambah berbagao perlengkapan tambahan. Bahkan SU-35
memiliki beberapa kemampuan siluman atau setidaknya lebih sulit dideteksi radar
dibanding pesawat-pesawat tempur lain.
Rusia mengklaim SU-35 memiliki usia terbang
6,000 jam dan usia pakai mesin hingga 4,000 jam. Rusia juga menjanjikan avionik
kualitas dunia plus kokpit yang ramah bagi pilot. Penggunaan mesin pendorong dan
fly-by-wire yang lebih canggih pada SU-35 menghasilkan pesawat tempur yang
mampu bermanuver lebih baik dibanding SU-30, versi yang lebih lincah dari SU-27.
SU-35 dikembangkan selama dua dekade sebelum dinyatakan siap diproduksi pada
tahun 2005. Meski sempat mengalami masalah dengan mesin baru yang membuat
pesawat memiliki kekuatan terbang superior Rusia menyatakan, masalah telah
diatasi dan waktu yang akan menjawab kebenarannya.
SU-35 bukan dimaksudkan sebagai pesaing
langsung dari F-22, karena pesawat tersebut bukan merupakan jenis pesawat
tempur siluman. SU-35 dilengkapi canon otomatis 30mm dengan 150 putaran dan mampu
membawa amunisi hingga 8 ton yang tergantung pada 12 hard point. Ini mengurangi
kemampuan siluman dimana F-22 dan F-35 terbang dengan hard point tersembunyi
dalam badan pesawat untuk membawa bom dan misil.
Namun bila kemampuan manuver dan elektronik
canggih yang dimiliki SU-35 benar-benar sesuai dengan kenyataan, pesawat akan
mampu meladeni pertempuran melawan pesawat apapun bahkan F-22. Harga jual SU-35
yang dibawah 100 juta USD tentu akan menarik minat lebih banyak pembeli.
TNI AU akhirnya berpaling pada Rusia sebagai
upaya untuk bangkit dari pengalaman pahit pada akhir 1990an, akibat
pemberlakuan embargo yang dilakukan AS dan sekutu dengan memblokir suku cadang F16
dan F-5. Saat itu AS dan barat menganggap Indonesia dijalankan pemerintahan
yang korup dan melakukan tindakan brutal terhadap rakyatnya sendiri. Antara
2003 dan 2014 Rusia mengirim enam SU-27 dan delapan pesawat yang lebih canggih
yaitu SU-30MK2.
Pada tahun 2010 saat Indonesia dibawah rezim
SBY reputasi Indonesia dimata AS kembali pulih, sehingga mereka bersedia
memberikan kembali dukungan terhadap F-16 milik TNI AU. AS juga memberikan
hibah sebanyak 24 pesawat F-16 bekas yang harus diremajakan, tentu saja dengan
biaya yang ditanggung oleh rakyat.