Selasa, 16 Desember 2014

Pesawat Tempur Siluman China Mampu Kalahkan F-35


Pesawat Tempur J-31 milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China, Foto: Reuters

China memberikan harapan baru bagi negara-negara yang ingin memperkuat armada militernya melalui pesawat tempur siluman J-31. Menurut presiden perusahaan China yang ditugaskan dalam proyek tersebut, Jet-31 dapat mengalahkan pesainganya dari AS yaitu Lockheed Martin F-35.

Lin Zuoming presiden Aviation Industry Corp China dalam suatu wawancara dengan televisi pemerintah China mengungkapkan, perusahaan yang mengembangkan jet terbaru sangat yakin pesawat terbaru yang dikembangkan China mampu mengungguli versi pesawat milik AS. Lin menambahkan, saat pesawat terbang keangkasa ia memastikan pesawat dapat menjatuhkan F-35.

Namun Lin memiliki pandangan lain bukan hanya sekedar mampu melawan F-35. Ia ingin mendorong perusahaan China menjadi pemasok global bagi negara yang ditolak AS atau negara yang tidak mampu membeli armada pesawat tempur F-35 yang harganya jauh lebih mahal dari model yang dibuat China.

Lin menurut Reuter dalam wawancara tersebut mengungkapkan, pasukan udara generasi mendatang yang tidak mampu membeli F-35 umumnya tidak memiliki cara  lain dalam membangun kekuatan udara dan kami tidak ingin terjadi situasi seperti itu. Dunia harus seimbang dan semua hal yang baik jangan seluruhnya didominasi oleh satu pihak.

Keinginan untuk menjual jet siluman keluar negeri sejalan dengan peran global China yang telah menjelma menjadi pemasok senjata. Posisi China sebagai pemasok senjata militer berkembang dengan pesat dan kini menjadi pemasok senjata terbesar didunia hanya dalam waktu lima tahun.

Menurut laporan Global Times China yang mengutif statistik dari Stockholm International Peace Research Institute, China merupakan pemasok senjata utama bagi 35 negara selama lima tahun terakhir, yang sebagian besar merupakan negara dengan pendapatan menengah kebawah. Laporan juga menyebutkan, sekitar 75 persen produk senjata buatan China diekspor ketiga negara yaitu Pakistan, Bangladesh dan Myanmar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar