Selasa, 09 Desember 2014

China UJicoba Misil Mach 10 Yang Mampu Tembus Sistem Pertahanan AS


Ilustrasi Falcon Hypersonic Technology Vehicle 2 DARPA Foto: darpa.mil

China selama seminggu kemarin sibuk melakukan uji terbang misil hypersonic baru berkecepatan Mach 10 yang menurut badan intelijen AS, dikembangkan terutama untuk menembus sistem pertahanan misil AS.

Letkol Jeff Pool sari kesatuan marinir AS menurut Washington Free Beacon mengungkapkan, Pentagon telah mengetahui bahwa China melakukan peluncuran pengembangan eksperimentah wahana peluncur hypersonic Wu-14. Ini merupakan uji terbang ketiga yang dilakukan China, uji terbang pertama dan kedua berlangsung pada 9 Januari dan 7 Agustus.

Menurut Pool, China dari data yang mereka peroleh telah menyempurnakan peluncur hypersonic Wu-14 untuk menerbangkan misil dengan kecepatan hingga 8 kali kecepatan suara. Kecepatan tersebut merupakan salah satu prioritas tertinggi pembangunan besar-besaran kekuatan militer China. Pool menambahkan, Pentagon rutin memonitor setiap kegiatan pertahanan negara lain.

Dalam uji coba tersebut menurut Pentagon, menghasilkan daya luncur yang diperkirakan mencapai kecepatan Mach 10 atau 10 kali kecepatan suara. Menurut Beacon, kecepatan membuat aeronautika dan rancangan fisik untuk sistem pemandu menjadi tantangan yang sulit untuk diwujudkan sekaligus tingkat stres ekstrim pada material yang digunakan untuk konstruksi wahana peluncur.

Laporan tahunan yang dirilis pada 29 November oleh US-China Economic and Security Review Comission menyebutkan, peluncur hypersonic Wu-14 China bisa membuas sistem pertahanan misil AS kurang efektif dan berpotensi menjadi barang usang. Laporan tersebut menegaskan, Wu-14 bila digunakan memungkinkan China melakukan serangan kinetik diberbagai belahan dunia dalam beberapa menit atau dalam beberapa jam.

Kendaraan peluncur berkecapatan tinggi rencananya disebar China pada 2020 bersama dengan kendaraan hypersonic bertenaga scramjet hingga 2025. Senjata tersebut menurut Lee Fuell direktur teknis proses modernisasi bidang pertahanan National Air and Space Intelligence Center (NASIC) AS, ada hubungannya dengan perkuatan senjata nuklir China.

Laporan komisi tersebut juga menyebutkan, China sedang memperluas kekuatan nuklir strategis secara signifikan dengan rudal baru, kapal selam dan senjata dengan hulu ledak multi. Rick Fisher yang diidentifikasi Beacon sebagan analis militer China mengungapkan, China perlu kembali melakukan pengujian sebelum Wu-14 berubah menjadi senjata yang siap dioperasionalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar