Pabrik Pengolahan Minyak Saudi Aramco, salah satu korban hacker Iran. Foto: Arabian Business |
Kelompok hacker asal Iran menurut Cylance perusahaan
keamanan cyber AS, telah menerobos jaringan komputer perusahaan penerbangan,
energi, pertahanan bahkan intranet korps marinir AS.
Perusahaan tersebut mengungkapkan, serangan bernama operasi
Cleaver memperlihatkan keterampilan cyber Teheran yang berkembang sangat pesat,
karena tekad mereka membalas serangan cyber oleh pihak barat terhadap program
nuklir miliknya. Tujuan penyerangan rupanya untuk melakukan infiltrasi dan
mengumpulkan informasi termasuk motif pencurian kekayaan intelektual.
Cylance dalam laporan setebal 86-halaman yang dirilis
Selasa kemarin mengungkapkan, setelah pelacakan terhadap kelompok Operation
Cleaver selama lebih dari dua tahun pihaknya menarik kesimpulan, pemerintah
Iran khsusunya Pasukan Pengawal Revolusi Iran (IRGC) menjadi dalang dari sejumlah
kelompok maupun entitas yang menyerang infrastruktur penting dunia.
Laporan tersebut juga mengungkapkan, kemampuan perang
cyber Iran terus berkembang dan serangan yang dapat mempengaruhi dunia fisik dalam
skala nasional maupun global kemungkinan semakin meningkat. Kemampuan mereka kini
bukan lagi hanya sekedar kegiatan deface, Distributed Denial of Service (DdoS)
dan kegiatan hacking exposed.
Kelompok hacker yang berbasis di Teheran dalam dua
tahun menargetkan lebih dari 50 korban di 16 negara. Kelompok yang sama
bertanggung jawab dalam penyusupan kedalam intranet korps marinir angkatan laut
AS dan serangan ini ditemukan pada tahun 2013. Wall Street Journal ketika itu melaporkan,
para pejabat pertahanan AS terkejut dengan keterampilan hacker Iran, khususnya
kemampuan mereka menembus jaringan dan mengatur pemantauan jarak jauh dari
dalam jaringan.
Menurut Cylance, Diantara perusahaan yang menjadi
target dalam operasi Cleaver, 10 diantaranya berbasis di AS termasuk perusahaan
penerbangan besar, produsen gas alam, produsen kendaraan dan konraktor
pertahanan raksasa.
Perusahaan penerbangan dan bandara di Korea Selatan,
Arab Saudi dan Pakistan menjadi sasaran dalam bidang transportasi. Kelompok
tersebut mengakses gerbang bandara dan sistem kontrol keamanan sekaligus
mengakses bagian terdalam dari perusahaan dan penglola bandara dimana mereka
beroperasi.
Perusahaan minyak dan gas menjadi titik fokus berikutya
para hacker Iran. Di Timur Tengah hacker menargetkan perusahaan minyak dan gas
di Kuwait, Qatar serta Arab Saudi, menyusul serangan Shamoon pada 2012 lalu
yang melumpuhkan sementara RasGas dan Saudi Aramco serta serangan sejenis
lainnya.
Kelompok hacker tersebut diperkirakan memiliki 20
anggota dan sebagian besar dari mereka berbahasa inggris. Teknik yang digunakan
serupa dengan yang digunakan pasukan cyber Iran, Ashiyane dan Syrian Electronic
Army. Kelompok Cleaver disebut-sebut merupakan campuran dari anggota tim
tersebut dan direkrut dari universitas Iran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar