Sukhoi T-50 PAK FA |
Pesawat tempur siluman Sukhoi T-50 PAK-FA buatan Rusia
akan terbukti menjadi pesaing tangguh pesawat tempur generasi kelima AS seperti
Lockheed Martin F-22 Raptor dan F-35 Joint Strike Fighter. Dalam beberapa hal
pesawat tempur baru Rusia memiliki keunggulan dibandung dua jet AS, namun
PAK-FA tidak luput dari kelemahan.
Letjen Dave Deptula mantan kepala intelijen angkatan
udara AS menurut laporan National Interest mengungkapkan, PAK-FA menurut
analisanya memiliki desain canggih atau setidaknya setara, bahkan beberapa
menyatakan lebih baik dibanding pesawat generasi kelima AS. Pesawat Rusia
dipastikan lebih lincah karena mengkombinasikan thrust vectoring, permukaan
ekor yang seluruhnya bergerak dan desain aerodimanis luar biasa dibanding F-35.
PAK-FA
sepertinnya memang dioptimalkan untuk peran superioritas udara sama
seperi F-22 dan dirancang mampu terbang tinggi dan melesat dengan cepat untuk
memaksimalkan daya luncur arsenal misil udara keudara jarak jauh, sehingga
mampu meningkatkan daya jangkau serangan.
Mesin pesawat Rusia juga mampu membuat pesawat terbang
lama dengan kecepatan supersonic mencapai lebih dari 1.5 Mach sama seperti
F-22. Namun PAK-FA disebut-sebut kurang memperdulikan fitur siluman dan lebih
menekankan pada kemampuan manuver.
Pesawat Rusia saat ini ditenagai versi modifikasi
mesin Su-30 Flanker yang dinamai Izdeliye 117 atau AL-41F1 dan mampu menghasilkan daya dorong 33,000 pounds.
Mesin beroperasi jauh lebih panas dibanding mesin aslinya yaitu AL-31 dan
memiliki performa tidak sesuai harapan. Namun mesin hanya digunakan untuk
sementara dan varian produksi PAK-FA berikutnya kemungkinan ditenagai mesin
baru yang disebut Izdeliye 30 dan diperkirakan mulai masuk layanan pada 2020.
Jet Rusia juga akan dilengkapi dengan avionik powerful
yang kabarnya merupakan karya evolusi Sukhoi untuk pesawat tempur Flanker
Series. Menurut Deptula, avionik berasal dari Su-35S dengan penambahan radar
AESA X-band multimode berdaya jangkau tinggi.
Ada indikasi PAK-FA juga dilengkapi dengan radar array
L-band yang mampu mendeteksi keberdaan jenis pesawat tempur siluman. Radar L-band
tidak hanya membuat PAK-FA mampu menargetkan pesawat siluman, namun
memungkinkan pilot fokus pada sensor jet lain diarea langit tertentu. Selain
radar dan sistem elektronik canggih, PAK-FA dilengkapi pula dengan kapasitas
pencarian dan pelacakan infra merah.
Seorang pejabat senior industri pertahanan AS sepakat
dengan penilaian Deptula. Menurutnya, untuk avionik, PAK-FA lebih dekat ke
Boeing F/A-18E/F Super Hornet maupunF-16E/F Block 60 dibanding F-22 atau F-35.
Beberapa orang mungkin mengklaim PAK-FA sebagai pesawat tempur generasi kelima,
namun sebenarnya lebih kepada generasi 4.5 untuk ukuran standar pesawat tempur
AS.
Ia menambahkan, kelemahan sejati dari PAK-FA ada pada
sensor fusi dan data link komprehensif. Strategi AS sedang bergerak kearah pendekatan dimana setiap pesawat maupun kapal
permukaan dapat berperan sebagai sensor untuk setiap pesawat, kapal maupun
kendaraan angkut persenjataan. Angkatan laut telah menerapkan suatu konstruksi
yang disebut Naval Integrated Fire Control-Counter Air (NIFC-CA) untuk
melakukan itu dan angkatan udara juga sedang membuat sistem serupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar