Jumat, 14 November 2014

Empat Teknologi Yang Membuat Beban Tentara Menjadi Ringan



Tentara AS di Vietnam
Tidak lama setelah pedang dan tombak umum digunakan, prajurit Yunani diabad keenam harus menghadapi masalah. Pasukan infanteri harus dibebani dengan baju, helm, perisai kayu berlapis perunggu dan besi berujung tombok  hingga lebih dari 32 kg.

Beban yang begitu berat membuat para pasukan sering menginggalkan mereka begitu saja dimedan perang. Ungkapan Spartan yang terkenal “Kembalikah dengan perisai dan gagah, ternyata bukan bermaksud mengekspresikan keberanian, namun itu merupakan himbauan agar pasukan tidak meninggalkan perlengkapan penting.

Setelah itu senapan mesin kemudian menggantikan lembing yang berat, namun beban yang harus dibawa pasukan dalam perang belum banyak berubah secara signifikan. Saat ini masih sama dengan zaman Romawi, karena kaki tentara harus menahan sekitar 55 persen dari berat badan dalam peperangan. Meski kevlar jauh lebih ringan dari perunggu, perlengkapan modern seperti radio, teropong malam dan seluruh baterai yang diperlukan mentenagi perlengkapan tempur modern turut menjadi beban tambahan bagi tentara.

Lee Mastroianni program manajer Office of Naval Research mengungkapkan, masalah tersebut sangat penting dituntaskan. Kemampuan untuk bergerak sangat berkaitan dengan kemampuan untuk bertahan. Sebagai contoh, selama invasi D-Day Normandia pada perang dunia kedua banyak prajurit angkatan darat AS tenggelam ketika menyebrang kedarat karena harus membawa beban seberat 40kg.

Kini evakuasi medis tentara yang cedera di Irak dan Afganistan dua kali lebih banyak karena cedera muskuloskeletal pada lutut dan punggung dan manjadi alasan nomor satu biaya medis dari militer AS. Namun teknologi baru kini memberikan solusi dan membantu ilmuan mengembangkan cara baru meringankan beban bagi tentara, berikut empat teknologi baru tersebut.

Robot Keledai
Binatang mekanik pengangkut beban ini mengkombinasikan daya tahan, bagasi yang luas, kecepatan dan kepatuhan layaknya hewan peliharaan dalam perang. Robot dikembangkan oleh Boston Dynamic, perusahaan robot yang diakusisi Google tahun lalu. mesin robot yang disebut Legged Squad Support System (LS3) mampu membawa beban lebih dari 400 pound, mematuhi perintah suara dan menyediakan listrik 500 watt untuk mengisi ulang perangkat mobile terus menerus.

Robot dapat bergerak lebih dari 9 mil perjam atau dua mil lebih cepat dibanding barisan devile marinir. Sementara prototipe generasi berikutnya akan mengganti mesin bensin dan diesel dengan  motor elektrik hibrid yang lebih tenang dibanding jejak manusia. Satu-satunya kendala ialah, tentara harus menunggu sekitar satu dekade sebelum mereka bisa menjadi pendamping terbaik untuk memperingan beban mereka. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar